Telepon genggam (HP) di usia 10 tahun.
Putusan ini bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang tua untuk menunda memberikan akses teknologi kepada anak sejak usia yang masih terlalu muda.
Melalui keterangan foto di Instagram, Gisella juga menceritakan bahwa Gempi telah bersabar menunggu usia yang dianggap tepat untuk memiliki HP, meskipun banyak teman di sekolahnya yang sudah punya HP sebelumnya
Berikut beberapa manfaat tidak memberikan HP pada anak sejak usia yang terlalu dini:
Manfaat tidak memberikan HP kepada anak sejak masih kecil
1. Perkembangan otak optimal
Anak-anak di Amerika Serikat berusia antara 8 dan 12 tahun, secara rata-rata, menghabiskan waktu sebesar 4 jam dan 44 menit di depan layar setiap harinya, dimana 31% waktunya digunakan untuk bermain game.
Menghabiskan terlalu banyak waktu di depan layar digital dapat menyebabkan dampak pada perkembangan otak anak.
Secara awal, waktu di depan layar yang terlalu lama dapat mengubah struktur fisik otak.
Hal ini menyebabkan penipisan korteks secara dini, yang mengarah pada kemampuan kognitif yang lebih rendah, menurut Institut Kesehatan Nasional.
.
Mohon maaf, tidak ada teks asli yang kami temukan yang bisa diparagrafkan. Perluaskan pertanyaan Anda agar kami bisa membantu.
2. Mempunyai kemampuan sosialisasi yang lebih baik
Jika anak menghabiskan lebih banyak waktu dengan HP daripada berinteraksi dengan manusia, perkembangan kemampuan sosial mereka akan terganggu.
Hal ini juga dapat menahan perkembangan kemampuan berpikir secara kritif, pengendalian emosi impulsif, dan kemampuan pemecahan masalah.
3. Membelotkan dari Ketergantungan HP
Kepala Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A(K) mengingatkan, salah satu hal yang perlu menjadi perhatiannya adalah risiko kecanduan jika anak mengakses internet terlalu lama.
.
Rini menambahkan, salah satu penelitiannya mengungkap bahwa penggunaan internet berlebihan pada remaja menyebabkan diferensiasi fungsi otak yang berbeda dengan anak normal yang terdeteksi melalui pemantauan menggunakan Magnetic Resonance Imaging (MRI).
4. Risiko kecemasan dan depresi lebih rendah
Rini menambahkan, kurangnya aktivitas fisik di anak karena terlampau banyak bermain handphone juga dapat menyebabkan gangguan saraf pada otak.
Beberapa gangguan tersebut antara lain kecemasan, depresi, gangguan stres post-trauma (PTSD), gangguan tidur, dan nyeri fisik.
Bullying siber adalah isu serius yang dapat menimbulkan dampak jangka panjang.
5. Banyaknya aktivitas fisik atau di luar ruangan
Mengurangi waktu bermain HP anak untuk memintanya melakukan aktivitas lain yang lebih berguna, seperti berolahraga atau keluar rumah.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan anak dibawah umur 5 tahun untuk mengurangi waktu menonton layar atau duduk, sehingga lebih aktif secara fisik dan memiliki kualitas tidur yang lebih baik untuk tumbuh optimal.